SURABAYA – Tanda pagar saverisma
langsung menjadi trending topic tidak lama setelah isu Risma mencuat ke media
dan meresahkan masyarakat.
Sebelumnya, ramai diberitakan mantan Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini atau akrab disapa Risma dinyatakan sebagai tersangka
oleh Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Pihak kejasaan mengacu pada surat
pemberitahuan dimulainya penyidikan (SPDP) yang dikirim penyidik Polda Jatim
pada 30 September 2015. Kasus yang menjerat petahana dalam Pilkada Surabaya
2015 mendatang ini adalah penyalahgunaan wewenang pembongkaran Tempat
Penampungan Sementara (TPS) Pasar Turi.
“Tersangkanya atas nama Bu Risma dan kami menerima
pada 30 September. Kasusnya tentang penyalahgunaan wewenang Pasal 421 KUHP.
Kami sudah memerintahkan dua jaksa untuk meneliti berkas tersebut,” jelas Kasi
Penerangan Hukum Kejati Jawa Timur Romy Arizyanto sebagaimana dikutip dari
Metrotvnews.com
Namun, pernyataan pihak diatas dibantah oleh Polda
Jawa Timur. Polda Jatim menyatakan tak pernah menetapkan Risma sebagai
tersangka. Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jawa Timur Kombes
Polisi Wibowo menyatakan SPDP yang dikirim ke Kejati bukan berisi status
tersangka Risma, melainkan pemberitahuan dimulainya penyidikan.
Gelar perkara yang sudah dilakukan tidak menemukan
indikasi dan barang bukti Tri Rismaharini sebagai tersangka kasus
penyalahgunaan wewenang pembongkaran Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar
Turi.
“Saksi, pelapor, terlapor dan keterangan ahli sudah
kami periksa. Termasuk Bu Risma yang kami periksa pada 17 Juni 2015. Tapi, kami
tak mendapatkan adanya bukti yang kuat untuk melanjutkan perkara ini,” tegas
Kombes Polisi Wibowo sebagaimana dikutip dari Metrotvnews.com
Tautan berita dari situs berita online lokal Surabaya sudah mulai
menyebar di media sosial Facebook dan Twitter sejak Jumat (23/10) sore. Tautan
berita dengan narasumber dari Kejaksaan Tinggi Jawa Timur yang menginformasikan
Kepolisian Daerah Jawa Timur menjadikan Risma tersangka kasus pembongkaran
Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Turi itu juga disebar melalui grup
Blackberry Messenger ataupun WhatsApp.
Di Twitter, bermunculan tagar seperti #SaveRisma
dan #AkuBersamaRisma. Situs layanan analisis media sosial Topsy mencatat, pada
Sabtu (24/10) pukul 15.00, ada 15.343 twit dengan kata kunci Risma. Sementara
itu, tagar #SaveRisma dicuit 2.170 kali dan tagar #AkuBersamaRisma ditwit 322
kali sebagaimana dikutip dari Kompas.com
Pemberitaan
media yang memojokkan Tri Rismaharini selaku calon Walikota Surabaya mengundang
banyak reaksi keras para relawan dan juga netizen. Para relawan membantu
counter isu menggunakan tanda pagar saverisma dan mengklarifikasi apa yang
sebenarnya terjadi. Tak lama setelah kabar penetapan tersangka Risma mengemuka
ke tengah masyarakat melalui media, dukungan untuk Risma dari netizen di
Twitter mulai bermuculan dengan tagar #saverisma.
Netizen pun tak tinggal diam, “Jam 2 itu
pemberitaan masih menyerang kita semua, jam 5 pemberitaan mulai berbalik, dan
kemudian jam 7 #saverisma jadi trending topic world wide nomor 7” terang Aprizaldi selaku koordinator
media center tim pemenangan Risma-Whisnu saat ditemui setelah acara di posko
pemenangan PDI Perjuangan.
@OmDennis men-tweet,
"Bu Risma ditetapkan jadi tersangka di saat pilkada. Pelajaran yg bisa
diambil: Susah jd orang baik di negeri ini. #SaveRisma".
Sementara itu, @dantonp menulis, "Begitu berat
tantangan jadi pejabat baik di negeri ini.#SaveRisma #SayaSurabaya".
Tak ketinggalan Addie MS selaku komposer dan tokoh
publik juga ikut berkomentar melalui akunnya @addiems, “Kalau kamu sependapat
dengan saya bhw Bu Risma walikota Surabaya adalah salah satu Srikandi
Indonesia, mohon RT #saverisma”
Setelah tagar saverisma menjadi trending topic dunia Aprizaldi yakin
bahwa masyarakat mendukung Bu Risma. Menurutnya, kepedulian warga kota terlihat
pada dukungan kepada Risma saat dia menjadi terduga tersangka kasus penyalahgunaan
wewenang pembongkaran Tempat Penampungan Sementara (TPS) Pasar Turi. Isu-isu
seperti ini dianggap seperti mendzolimi karena dalam nuansa pemilu malah
mengindikasi bahwa adanya black campaign
yang dilakukan pihak-pihak lain yang sengaja mendegradasi kepopuleritasan Risma
serta Whisnu agar tidak bisa melanjutkan kepemimpinannya lagi di Kota Surabaya.
“Hasil survey menunjukkan angka kita lebih tinggi jauh daripada serasi,”
paparnya.
Lebih lanjut, netizen menyebut, pihak Polda Jatim
tidak pernah menetapkan Risma sebagai tersangka. Hal ini ditegaskan lewat 763
tweet. Namun, di saat bersamaan netizen juga mempertanyakan dasar pernyataan
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur soal status tersangka Risma berdasarkan SPDP dari
Polda Jatim. Hal ini menurut netizen harus segera diluruskan. Himbauan itu
disampaikan lewat 699 tweet.
Sementara itu, netizen yang pro terhadap Risma
menyebut isu tersangka ini dihembuskan untuk menjatuhkan Risma yang akan maju
lagi dalam Pilkada Surabaya, Desember mendatang. Karenanya, netizen menggalang
dukungan terhadap Risma melalui hashtag #SaveRisma yang selama masa pemantauan
telah digunakan sebanyak 805 tweet.
Sebelumnya, tanda pagar saverisma juga pernah ramai
saat Risma hendak menutup Lokalisasi Doli. Saat itu, dia mendapat dukungan
penuh dari masyarakat atas keputusannya menutup lokalisasi yang konon terbesar
di Asia Tenggara tersebut. Sementara itu, kata Risma (tanpa tanda pagar) sudah
berada di urutan trending topic. Dari 10 trending topic yang muncul, Risma
berada di urutan ke delapan.